Haiii.. kali ini aku mau cerita lagi kisah merantau ke Palembang part ke-2 nih hehehe
Kalau yang pernah baca part-1, di situ udah ku tulis kalau aku ikut suami yang lagi tugas membangun infrastruktur jalan tol trans Sumatera.
Baca Juga : Kisah Merantau ke Palembang #1
Nah kalau dulu di part -1, masih cuma berduaan doang aku dan mas ghi. Belum hamil, belum ada anbiya. Tinggalnya juga masih di pelosok daerah, salah satu kabupaten di sumatera selatan.
Jauuhh banget sama yang namanya perkotaan. Gak ada mall, gak ada apa-apa, bahkan transportasi umum aja sangat sangat minim.
Sampai akhirnya aku hamil, dan saat usia kandungan 7 bulan aku balik ke Tangsel ke rumah orang tua sekalian melahirkan di sana.
Saat Anbiya lahir, bisa pas banget deh momennya. Mas ghi promosi jabatan jadi site manager, trus proyek yang di banyuasin udahan, kemudian pindah lokasi ke pusat kota!
Kota Palembang 🤗
Masih tetap ngerjain tol yang sama, cuma pindah lokasi / section aja. Otomatis tempat tinggal kita juga pindah.
Alhamdulillah bener-bener rejeki anak banget.
Tapi tinggal di kota.
Jadi akses ke mana pun sangat mudah, butuh apa aja gampang. Fasilitas umum seperti rumah sakit kalau mau imunisasi dan check up Anbiya ada banyak, trus air juga bersih beda banget sama di banyuasin dulu.
Baca Juga : 2018 Highlights
Baca Juga : 2018 Highlights
Selama di Palembang ini kita urus Anbiya berdua aja, kalau mas ghi kerja ya aku cuma di rumah berdua doang sama Anbiya. Alhamdulillah nya, mas ghi itu orangnya cekatan banget dan terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga kayak nyapu, ngepel, cuci baju, bahkan masak. Sebelum berangkat kerja, saat aku urus Anbiya, mas ghi pagi-pagi belanja ke pasar sekalian olahraga sepedahan trus masakin buat kita sarapan dan makan siang aku. Huhuu so sweet banget. Trus pulang kerja walaupun udah malem jam 8-an, tetep lanjut nyuci baju dan kalau aku belum sempet ngepel, pasti dibantu pel juga.
Pokoknya mas ghi selalu sigap dan punya inisiatif sendiri.
Alhamdulillah walau gak ada art, semua masih bisa terhandle saling bahu membahu. Paling setrika baju aja yang kita bawa ke laundry. Sebenarnya dari kantor sudah disediakan fasilitas laundry, tapi mas ghi lebih pilih cuci baju sendiri ajaa, nah kalau setrika baru deh sama orang laundry.
Trus aku ngapain aja di rumah? Nanti yah, aku juga mau cerita tentang kisah ku menjadi ibu rumah tangga. Hehee 😊
Kita di sini tinggal ngontrak rumah (yang diprovide sama kantor), di perumahan yang emang banyak dijadiin mess karyawan juga. Untuk urusan rumah, aku gak banyak kriteria sih. Gak besar gpp, yang penting rumahnya itu sehat, banyak ventilasi cahaya terutama di kamar tidur, sirkulasi bagus. Sebelum di sini, malah kami sempat tinggal di bedeng (rumah petak) yang sempiit sekali.
Trus beruntungnya, pemilik rumah ku ini sebelahan persis, dan udah anggep kayak keluarga sendiri. Jadi kalau mas ghi lembur atau ada dinas luar kota berhari-hari, aku ngerasa aman aja ditinggal. Mereka juga orang Padang, jadi aku merasa dekat aja gitu.. (karena aku ada darah padang). Dan kalau sama Anbiya, mereka senang dipanggil dengan sebutan “kakek-nenek” juga. Tetangga sini juga pada baik 😊
(Dapur! 🤗 Jantungnya rumah. Salah satu tempat untuk me-time a.k.a main masak-masakan 😆).
(Dapur! 🤗 Jantungnya rumah. Salah satu tempat untuk me-time a.k.a main masak-masakan 😆).
Kita di sini ngontrak, karena emang gak berniat beli rumah di sini. Hehe mas ghi kan selesai proyek tol sini pasti pindah ke proyek selanjutnya di lain daerah. Jadi gak akan menetap di Palembang. Atau bisa juga ditempatkan di kantor pusat (Jakarta). Aamiin! Makanya kita beli rumah di Tangsel aja.
Kalau ditanya betah gak tinggal di Palembang? Selain karena dekat dengan suami, tentu jawabannya betah, betah banget! I love this city! Ya suasananya, kulinernya, budayanya, semuanyaa.. walaupun di sini gak ada sanak saudara..
Mas ghi dapat jatah cuti setiap dua bulan sekali. Jadi biasanya pada waktu cuti itu kita manfaatin untuk pulang ketemu orang tua atau pergi jalan-jalan.
Mas ghi kerja full senin-jumat, hari sabtu setengah hari sampai jam 14.00. Jadi setelah itu biasanya kita nikmatin waktu ngabisin weekend bersama. Pagi jalan kaki ke stadion jakabaring atau kambang iwak, ajak Anbiya main, atau juga sepedahan. Trus cari sarapan di luar, di pempek pak raden kalau pagi komplit sediain menu sarapan khas palembang beraneka ragam. Dan kalau weekend rameeeee banget. Biasa kita suka sarapan di sana, atau di soto kampus jl. Pom. Trus siang atau sore nya keluar lagi jalan-jalan ke mall atau dinner sekalian sat-night. Hehe. Tapi ada juga kalanya kita pilih quality time saat weekend di rumah aja untel-untelan dan nge-gofood. 🥰
Kota Palembang ni makin lama makin maju, udah berasa di kota besar. Sering juga lho konser-konser diadain di Kota Palembang, kayak MLTR. Trus bulan Agustus besok Westlife! Huhu pengiinnn banget nonton, tapi gak boleh bawa bayi kan. Udah kroscek, anak boleh masuk minimal umur 4 tahun. Sedangkan kita di sini gak ada saudara yang bisa diminta tolong titip Anbiya sebentar 😂😆.
Belum tahu sampai kapan di Palembang, yang jelas sampai proyek tol ini berakhir.
Sekarang nikmati aja dulu dan merasa sangat bersyukur punya pengalaman tinggal di kota ini. Bersama suami tercinta (jadi supporter numero uno-nya suamii) dan buah hati kami.. ❤️
keren...., palembang kota layak huni kedua di indo
ReplyDeleteTerima kasih :) Ya, Palembang kota yang bersih dan banyak kuliner enak di sini :)
Delete