SOCIAL MEDIA

Saturday, June 10, 2017

TTC Journey #2 USG Folikel dan Hasil Analisa Sperma

Lanjut dari cerita sebelumnya yaa..
Akhirnya sampai juga di hari yang kami tunggu-tunggu. Kunjungan ke-2 (hari ke-13 dari mens pertama) saatnya evaluasi apakah sel telur ku sudah ada yang matang dan siap dibuahi. Oh ya, sehari sebelumnya mas ghi juga udah melakukan analisa sperma dan kami bawa hasilnya buat diinterpretasi dr. Nuswil.

Baca Juga :
TTC Journey #1 : Kunjungan Pertama ke dr. Nuswil Bernolian, Sp. OG, KFM

Alhamdulillah hari itu gak perlu antri lama-lama banget, karena udah daftar dari jauh hari dan dapat no antrian 11.
Saat masuk ruangan, seperti biasa, dr. Nuswil langsung berdiri, menjabat tangan kami dan mempersilakan duduk.

dr. N : gimana, ngerasain pusing gak setelah minum obatnya (profertil) ?
R : pusing gak terlalu dok. Tapi mual, trus kram kayak mau 'dapet' tapi lebih sakit .

Nah. Pertanyaan pertama dari dr. Nuswil adalah tentang efek samping. Memang aku ngerasain banget efek sampingnya kayak mual dan perut kram. Aku juga search thread di berbagai forum ibu hamil dan blog orang yang punya pengalaman konsumsi profertil juga, kebanyakan mereka merasakan hal yang sama. Bahkan sampai ada yang stop konsumsi karena gak kuat sama efek sampingnya.
Setiap aku mau minum obat ini, aku selalu berdoa dulu, semoga obat ini bermanfaat buat tubuhku tanpa meninggalkan suatu penyakit. Dan kalau lagi ngerasain efek sampingnya, cuma bisa elus-elus perut sambil berdoa, dan bayangin dedek bayi yang lucu. It can relieved me so much.

Abis itu mas ghi ngasih amplop hasil analisa sperma ke dr. Nuswil. Analisa sperma ini meliputi pemeriksaan makroskopis (volume, bau, warna, pH, viskositas, liquifaksi), mikroskopis (konsentrasi, jumlah total, motilitas, morfologi) dan sel lain-lain (eritrosit, leukosit, epitel, bakteri/ protozoa).

Hasilnya alhamdulillah normal semua, hanya saja motilitas atau pergerakannya ada beberapa persen yang kurang progresif. Menurut dr. Nuswil, kualitas sperma dapat berubah-ubah, tergantung bagaimana kondisi tubuh saat itu. Hasilnya sudah cukup bagus, tidak ada masalah pada produksinya. Jumlahnya sudah banyak, tinggal ditingkatkan saja kualitasnya biar jadi excellent semua, sehingga kemampuan membuahi sel tel telur semakin besar. dr. Nuswil menyarankan mas ghi jangan terlalu kecapekan. Dengan pola hidup yang baik masalah ini bisa diatasi.

dr. Nuswil juga bilang sebisa mungkin atur temperatur 'di bawah sana' tidak kepanasan. Seperti jangan pakai celana bahan tebal dan terlalu tight, hindari duduk depan komputer terlalu lama, dll.
Sambil mas ghi masih ngobrol-ngobrol sama dr. Nuswil, aku udah disuruh siap-siap berbaring untuk di USG trans-v sambil dibantu sama suster.

Di balik tirai susternya nanya ke aku udah pernah usg trans-v apa belum? Aku bilang udah pernah 2x di kehamilan sebelumnya. Ditanya lagi, gak sakit kan? Aku jawab aja sakitan pas tau kalau keguguran. Hehee malah curhat. Jadi disemangatin sama susternya. Baik banget deh. Sampai akhirnya suster ngasih tau dr. Nuswil kalau aku udah siap.

Dalam hati berdoa terus deg-degan banget waktu itu nunggu gimana hasil usg nya apakah sudah ada sel telur yang besar (folikel dominan)? Apakah sebentar lagi waktunya ovulasi? Apakah sudah masuk masa subur? Dan pertanyaan yang paling besar adalah apakah aku sehat dan normal seperti perempuan lainnya yang bisa hamil dan melahirkan?

Dan akhirnya USG pun dimulai...

dr. N : ini rahimnya ya, bagus, coba kita ukur ketebalan dindingnya... Ok 0.8 cm , minimalnya 0.6 . Sudah cukup tebal

Kondisi rahim ku

Alhamdulillah. Speechless sambil liatin layar monitor.. trus dr. Nuswil gerakin probe lebih dalam lagi sambil digeser kanan-kiri buat lihat ovarium.

dr. N : Wah ibu potensi hamil kembar nih .
R : hah? Beneran dok?
dr. N : ini ada dua sel telur matang bersamaan di ovarium kanan.

Subhanallah rasanya waktu itu mata ku langsung berkaca-kaca. Hari ke-13 sudah ada folikel yang dominan. Dua lagi!

dr. N : coba kita ukur yaa. Ya, ukurannya sudah cukup untuk ovulasi. Sel telur 1 ukurannya 20 mm , sel telur 2 ukuran 17.3 mm .

Dua sel telur matang bersamaan di ovarium kanan

Aku gak bisa ngomong apa-apa saat itu, sementara dr. Nuswil terus ngomong ngasih penjelasan. dr. Nuswil cek ovarium kiri ku juga. Di ovarium kiri, sel telur kecil ukuran 7 mm. Memang hal ini wajar karena setiap siklus hanya ada 1 folikel dominan, dan folikel lain jadi tersupresi. Kecuali pada kehamilan kembar yang non identik (fraternal) berasal dari dua sel telur yang dibuahi.



Kata dr. Nuswil, biasanya ganti-gantian, kalau siklus sekarang folikel dominan dari ovarium kanan, selanjutnya dari ovarium kiri, begitu seterusnya. Nah sekarang folikel yang berkembang dari ovarium kanan ku.

dr. N : kita fokus lihat yang ovarium kanan ya. *Sambil geserin probe lagi dan ngukur sel telur ku lagi* Yah, kalau misal yang satu gak berhasil dibuahi, masih ada satu sel telur lagi.

Alhamdulillah, hasil usg nya dinyatakan baik, dari rahim maupun sel telurnya. Sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat kembali ke meja konsultasi, dr. Nuswil menyarankan untuk rutin berhubungan karena aku sudah masuk masa subur dan mendekati waktu ovulasi. Kalau mau jeda hanya diseling satu hari saja. 

Kalau sampai tanggal 26 Mei 2017 aku belum mens, sudah boleh testpack, siapa tau positif. Tapi kalau ternyata mens, balik kontrol lagi saat mens itu datang.
dr. Nuswil bilang kesempatan hamil alami masih tinggi, namun bisa juga pertimbangkan untuk inseminasi. Walau insem itu tingkat keberhasilannya 10-20%, tapi yang namanya ikhtiar, bisa dicoba.
Karena proses insem memasukkan sperma dengan kualitas excellent saja dan dideposisi di uterus sehingga bisa mencapai sel telur lebih 'cepat'. Ya, mungkin insem bisa jadi pertimbangan, tapi untuk saat ini belum kepikiran. Bagi kami, tahu hasil pemeriksaan baik-baik aja udah syukur alhamdulillah. Mengingat usia kami masih muda dan baru 1,5 tahun menikah, jadi santai romantis berdua dulu aja sambil terus berdoa dan dikencengin lagi usahanya, hehee.
Saking masih terharu lihat hasil USGnya, aku sampai lupa mau nanya ini itu ke dr. Nuswil, karena terus kepikiran kalau ada dua sel telur! Huhuhuu baru lihat sel telur yang besar aja rasanya sudah bahagia. Apalagi yang beneran sudah positif hamil? Bahagianya pasti berkali lipat.

dr. Nuswil resepin tiga macam obat dan suplemen untuk mas ghi yang fungsinya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas sperma. Provula 30 tablet, Torrex 90 kapsul, dan Q10 30 kapsul. Banyakk bangeet yaa dan mihil harganya, hehe. Awalnya ditanyain sama mbak kasir mau ditebus langsung semua atau setengah dulu, tapi kata mas ghi langsung aja semua. Tapi alhamdulillah yang penting mas ghi rajin dan semangat minumnya. Sedangkan untuk aku, suplemen yang kemarin disuruh abisin dulu aja.

***

Begitulah kunjungan ke-2 kami dengan dr. Nuswil. Di mobil saat jalan pulang aku bilang sama mas ghi kalau aku memasrahkan semua hasilnya ke Allah. Gak akan nangis kalau kata Allah belum waktunya aku untuk hamil. Karena Allah udah ngasih tau ke kita (lewat perantara dr. Nuswil) kalau kondisi kita itu baik-baik aja. Allah cuma ingin kita lebih bersabar, lebih banyak merayu-Nya, dan percaya :)

Mas ghi juga terus semangatin aku, kalau apa yang kita nantikan pasti terwujud di saat yang tepat dan akan terus berjuang sama-sama. Aku gak akan sekuat ini tanpa mas ghi. Makasih suami ku sayang atas segala perjuangannya.. ❤

Saturday, June 3, 2017

TTC Journey #1 : Kunjungan Pertama ke dr. Nuswil Bernolian Sp. OG, KFM

Kali ini mau cerita tentang ikhtiar aku dan suami untuk memiliki keturunan dari segi usaha medis alias cek ke dokter kandungan. Ini cerita ku pertama kali di blog post mengenai TTC (Trying to Conceive). TTC itu kurang lebih sama dengan promil (program hamil) yang lebih dikenal orang-orang. Namun aku pribadi lebih suka menyebutnya dengan TTC, karena menurut ku makna TTC itu lebih dalam dan luas.

Long story short, kami sudah menikah selama 1,5 tahun. Bulan Maret tahun lalu aku sempat mengalami keguguran pada kehamilan pertama, kata dokter yang menanganiku waktu itu penyebabnya adalah abnormalitas kromosom / blighted ovum. Semenjak kejadian itu, aku belum 'isi' lagi, memang kami LDM-an, karena sebelumnya aku masih bekerja di Jakarta. Akhirnya Desember tahun lalu, aku bisa nyusul suami ikut pindah ke Palembang, dan karena sekarang kita udah gak LDM-an lagi, jadi kita udah mulai merencanakan untuk memiliki keturunan.

Setelah searching review dokter kandungan yang bagus dari berbagai forum, akhirnya aku dan suami sepakat untuk datang berkonsultasi dengan dr. Nuswil Bernolian, Sp. OG, KFM di RS Hermina Palembang. Kunjungan pertama kami pada tanggal 29 April 2017.

Karena dapat antrian belakang-belakang (no urut 56), jadi aku dan suami datang ke RS sekitar pukul 17.00 dan baru masuk ke ruangan dr. Nuswil sekitar pukul 20.00. Antriannya memang luar biasaaa.

Saat masuk ke ruang periksa, dr. Nuswil langsung berdiri dan menjabat tangan aku dan suami, kemudian mempersilakan kami duduk. Saat konsul aku gak lupa bawa buku informasi pasien ibu hamil (dari kehamilan sebelumnya) agar dr. Nuswil bisa tau history aku.

Buku informasi pasien yang berisi rekam medik aku dan hasil-hasil lab dari kehamilan pertama

dr. Nuswil : Sudah berapa lama menikah?
Mas Ghifar : 1.5 tahun dok
dr. N : selama itu aktif berhubungan gak?
Raras : hmm, gak sih dok, karena kami jauh-jauhan, ketemunya 1-2 bulan sekali. 5 bulan terakhir ini baru kita tinggal bareng.
dr. N : (ngangguk-ngangguk) jadi sudah pernah hamil ya.. *sambil baca buku rekam medik aku*
R : iya dok, tapi keguguran. Kata dokter yang nanganin karena BO.
dr. N : sudah beta-hcg ya?
R : sudah dok, 261 mIU/ ml.
dr. N : ya, biasanya karena itu. Coba saya baca dulu keterangan dari dokter sebelumnya ya. *Sambil buka-buka buku rekam medik, dan semua hasil lab*
. . .
dr. N : oh sudah test TORCH, bagus hasil negatif semua, tapi kenapa hanya IgM  yang di cek? Ini test nya sebelum atau sesudah keguguran?
R : Sebelum dok, saya dapat surat pengantarnya IgM doang dok waktu itu.
dr. N : oke, menstruasinya normal gak? Berapa lama siklusnya?
R : siklusnya sering mundur dok, tapi pasti sebulan sekali sih mens, rata-rata 34 hari.
dr. N : kapan terakhir mens ?
R : sekarang lagi mens dok, hari ke 4.
dr. N : ok, bisa langsung mulai promil ya. Sakit gak kalau mens ?
R : mm sakit dok tapi cuma hari pertama aja .
dr. N : sakitnya biasa atau sakit banget ?
R : sedeng dok, gak sakit sakit banget, tapi ya, sakit.
dr. N : perlu minum obat baru hilang sakitnya ?
R : ohh gak dok, gak pernah minum obat hilang sendiri .
dr. N : berarti normal ya sakitnya.

Aku dianamnesa dulu sama dr. Nuswil sebelum periksa, oh ya sebagai info, kalau kita mau memulai program hamil atau sekedar pemeriksaan rutin ke obsgyn, lebih baik datang pada hari ke-2 mens. Aku datang hari ke-4 karena baru  sempetnya datang pas hari itu, maklum harus nyesuaiin jadwal suami juga kan. Karena saat sedang mens, siklus kita sedang dimulai, bisa evaluasi sel telur, perkiraan ovulasi, dan semisal ada treatment dengan obat-obatan biasanya akan dimulai sejak saat mens. Biasanya kalau datang periksa pas lagi gak mens, ya disuruh datang kontrol lagi pas mens bulan depan. Sayang kan, jadi biar langsung sekalian, gak bolak balik obsgyn, lebih baik atur waktu.

dr. Nuswil ini ternyata senang ngobrol dan memberi kesan 'dekat' antara dokter dan pasien. Gak ada menakut-nakutkan atau menjudge kami. Mungkin memang begitu yang harus dilakukan dokter kepada pasiennya yang sedang TTC agar selalu positive thinking. Sampai akhirnya aku disuruh berbaring untuk di USG.

dr. N : ok bagus ini rahimnya menghadap ke depan, bentuk dan ukuran normal.. tidak ada kista, miom.
R : alhamdulillaaah .
dr. N : ini dinding rahim, ditengahnya terlihat garis putih (maksudnya endometrium) *sambil menunjuk* dan nanti kalau hamil, kantungnya ada di sini, jadi kalau hamil garis ini gak akan kelihatan.

Hasil USG ku. Tampak uterus dan ovarium kanan dengan folikel" yang sedang berkembang
USG normal uterus. Sumber: Google

USG normal uterus. Sumber: Google

Alhamdulillah, kondisi rahim ku dinyatakan baik oleh dokter. Aku juga mencari-cari gambar lainnya dari buku dan internet untuk perbandingan. Banyak hal baru yang aku ketahui saat konsul ini juga, misalnya ternyata ada kasus rahim terbalik (retrofleksi). Jika kondisi seperti ini, obsgyn akan menganjurkan bagaimana posisi terbaik saat berhubungan, dll.

Abis di USG dipersilakan duduk lagi, dikira bakal usg trans-v tapi ternyata usg abdomen aja. Di meja konsultasi, dr. Nuswil kembali menerangkan proses terjadinya kehamilan. What I love the most dari sesi konsul ini adalah beliau menjelaskan dengan gambar-gambar sehingga kami mudah menangkap dan mengimajinasikannya. Udah kayak lagi kuliah reproduksi hhee.

Berikut beberapa poin penting hasil konsul yang aku catat agar tidak lupa :

1. Untuk pasangan suami istri yang sudah lebih dari satu tahun berhubungan secara rutin tapi belum pernah hamil/ memiliki keturunan, ada pemeriksaan lanjutan yang harus dilakukan, yaitu:
Istri : HSG (histerosalphingo-graph)
Suami : analisa sperma

HSG adalah teknik memasukan cairan kontras melalui *V* kemudian dirontgen untuk mengetahui ada sumbatan di tuba falopi atau gak. Kalau ada sumbatan, harus dilakukan tindakan karena akan menghalangi gerak sperma menuju sel telur. Nah untuk HSG ini, dr. Nuswil bilang aku tidak perlu melakukan HSG karena sudah pernah hamil jadi pasti salurannya tidak ada sumbatan. Syukurlah dalam hati legaa banget, karena aku udah siap-siap mental kalau sampai disuruh HSG. Tapi ternyata gak. Alhamdulillaah.

Untuk mas ghifar, dibuatin surat pengantar untuk analisa sperma. Ceknya bisa di laboratorium klinik mana aja, syaratnya harus puasa berhubungan/ sperma tidak dikeluarkan selama 3-7 hari. Kalau terlalu cepat atau terlalu lama khawatir akan memengaruhi kualitas sperma dan bikin hasilnya jadi bias.

2. Menurut penjelasan dr. Nuswil, untuk terjadi kehamilan, yang penting itu adanya sel telur yang sehat dan matang. Karena sel telur yang matang, pecah dan dilepaskan pada setiap siklusnya itu normalnya cuma satu, sedangkan kalau sperma jumlahnya berjuta-juta. Laki-laki kalau kualitas spermanya kurang, asal ada sel telur yang matang saja bisa terjadi kehamilan. Makanya kenapa ada kakek-kakek masih bisa hamilin istrinya, kan?
Jika ada suatu masalah, biasanya dokter akan menuntaskan masalah itu terlebih dahulu, namun pada kasus ku di skip (karena baik-baik aja), so, fokusnya adalah mengoptimalkan pematangan sel telur ku. 

3. dr. Nuswil meresepkan aku obat penyubur Profertil dan suplemen Nulacta Plus. Profertil (clomiphene citrate) ini kalau ku baca-baca fungsinya untuk membantu mematangkan sel telur agar siap dibuahi. Hari ke-13 dari mens pertama (8 Mei 2017) aku diminta balik kontrol lagi, untuk evaluasi apakah sel telur ku sudah ada yang besar (folikel dominan). Kalau ternyata sel telur ku kecil-kecil, dosis obat ini akan ditambah. Oh ya Profertil ini obat keras, dan harus di bawah pengawasan dokter.

Sedangkan Nulacta Plus, ini suplemen yang biasa dikonsumsi bumil maupun busui, ternyata bagus juga dikonsumsi untuk yang sedang TTC. Isinya ada fish oil, DHA dan EPA yang ku baca-baca ternyata bagus untuk pematangan sel telur. Selain itu ada kandungan vitamin E dan asam folatnya juga.

Mas ghifar gak diresepin obat apa-apa, karena memang belum ada hasil pemeriksaan. dr. Nuswil nyaranin banyak konsumsi makanan yang tinggi vitamin C dan Zinc, karena dua komponen ini sangat bagus untuk kualitas sperma. Makan seafood, seperti ikan-ikanan, udang, dll juga sangat bagus.

***

Begitulah kunjungan pertama aku dan suami ke obsgyn, cukup puas karena kami menemukan dokter yang informatif. Sepanjang perjalanan pulang, kami bersyukur karena hasil pemeriksaan baik, semoga pemeriksaan selanjutnya selalu baik. Kami juga terus berdoa mengharap keridhoan Allah. Tentu semua yang kami lakukan ini semata-mata hanyalah bentuk ikhtiar, pada akhirnya semua kembali lagi atas izin-Nya.



"Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa." (QS Al-Imran:28)

Aamiin aamiin ya rabbal alamin..



Cerita selanjutnya : TTC #2 USG Folikel & Analisa Sperma

Baca Juga : Alhamdulillah Positif Hamil :)