SOCIAL MEDIA

Tuesday, October 18, 2016

22 Bulan Mengejar Cita-cita

Postingan ini aku tulis di ruang kamar dokter jaga rawat inap yang sunyi dan senyap, istirahat sebentar karena sedang jaga malam :)
Kasur kecil yang nantinya akan aku rindukan, karena malam ini adalah malam kedua terakhir sebelum akhirnya aku mengundurkan diri dari klinik yang sudah sejak lama aku impikan berkarir di sini. (Cieileeeh..hihihi)
Di sebelah kiri tepat bersebelahan dengan ruang rawat anakan (NICU), aku dengar suara-suara tangis kecil, dan akhirnya mereka pun dapat tertidur lelap. Senangnyaa. Malam ini semua anakan dalam kondisi sehat. Di sebelah kanan tepat bersebelahan dengan ruang paramedis. Aku dengar Ia sedang menonton tv, mungkin untuk membuatnya agar tetap terjaga, atau sekedar hiburan saja. Beruntung malam ini jaga dengan paramedis yang paling baik dan berpengalaman. Aman kalo ada emergency tengah malam. Hehehe. (Duuh haru amat sihh nulis begini).
Kenapa judulnya 22 bulan mengejar cita-cita?
Yaa, tulisan ini aku buat untuk mengenang semua perjuangan aku untuk bisa sampai saat ini, sampai detik ini, berada di sini, sebagai salah satu cita-cita aku.
Sejak masa kuliah, aku senang sekali menghias kamar kost aku dengan tulisan-tulisan yang memotivasi.

:')

Aku tulis dengan cantik, dengan spidol warna-warni di atas karton, aku gunting dengan bentuk yang menarik, aku tempel dimanapun. Di meja belajar, lemari, rak TV , daan di setiap sudut kamar. Untuk temen-temen aku yang sering main ke kostan, pasti udah gak asing lagi sama tulisan-tulisan seperti ini :
1. Keep up the good work!
2. Study and work overseas
3. GO ESAVS (european school of advance veterinary studies) internal medicine major, 2nd op feline medicine
4. Be an international speaker! (Ini mimpi tinggi banget deh, hahaha)
5. Work at highly reputable animal clinic in Jakarta
6. Own a clinic in the future
7. dll dsb...
Kira-kira mana yaa yang udah tercapai?
:D
Aku ingat, tanggal 24 Oktober 2014 adalah jadwal test sekaligus interview di klinik tempat aku sekarang bekerja.
Sebelumnya udah takut gak bisa dateng aja tuh, karena belum keluar jadwal sidang koas diagnosa lab. Takut bentrok jadwalnya gituu.. alhamdulillah dapat jadwal sidang tgl 20, 22 langsung kelar revisian, 23 berangkat ke Jakarta buat interview and... thanks God, everyhing went smooth walaupun semua mepet serba was-was. ^^
Selang dua minggu kemudian, udah ada e-mail pengumuman kalau aku diterima. Alhamdulillaah. Seneng banget lah yaa.
Sebelum pengumuman ini juga ada dramanya nih. Temen-temen aku dari FKH UGM bertujuh orang yang pada daftar udah pada dapet pengumuman via e-mail, sedangkan aku satu-satunya yang gak dapet, bahkan sampe selang tiga hari-an. Ntah aku ini diterima atau gak. Atau jangan-jangan aku terlupakan dan terlewatkan. Jangan-jangan CV aku terbuang dan mereka lupa ada sosok bernama aku yang ikutan test. Hahaha. *nangis di pojokan*. Sampai akhirnya beraniin kirim e-mail duluan looh buat nanya! Hihihii (niat banget sumpah)
Gak berhentinya bersyukur. Aku bakalan bener-bener banyak belajar dan mengasah skill, knowledge aku sebagai dokter hewan praktisi. Walaupun banyak denger "omongan" tentang bekerja di klinik ini, mulai dari high pressure, gaji yang tidak sebanding, almamater ku adalah minoritas apalagi yang berjilbab, dll dll yang pedes banget, ntah kenapa santer banget berita begitu dan bersumber dari mana?? Kalo aku sih ga terlalu ambil pusing sama omongan orang sebelum aku yang bener-bener merasakan sendiri.
Dan, well yaa gak ada yang bener! Hahaha.
Kalau high pressure sih relatif yaa, kayaknya dimanapun bekerja pasti ada tekanannya. Kalau orang tersebut bekerja sesuai passion pasti enjoy-enjoy aja sih, positifnya jadi tau banget gimana rasanya berjuang, mulai dari nol. Semua yang didapat itu ga ada yang instan, harus dengan perjuangan, dan apa yang didapat pasti sebanding dengan yang diusahakan.
Apalagi klinik dengan rata-rata klien yg high expectation, jelas dokter-dokternya pasti harus terus upgrade diri, apalagi dokter baru anak bawang macem aku inii hahaha trainingnya digojlok abis-abisan, plus nya, pengalaman diambil sebanyak-banyaknya secara gratisss dong yaa :D
Suka duka selama bekerja banyak banget! Sukanya hhmmm ga keitung deh. Kalau nambah pengalaman dan ilmu, pasti banget ya. Mulai dari hal kecil tapi berdampak besar seperti kemampuan berkomunikasi. Awal-awal gak PD kalo ngomong sama klien, takut-takut deg-degan gimana gitu, apalagi kalau udah nanya aneh-aneh dan klien-nya bintang lima. Hihihihi tapi lama-lama makin terbiasa, menghadapi berbagai typical klien, ya karna ilmunya juga mulai nambah, walau masih ngerasa kurang aja masih harus banyak belajar :(
Selain pengalaman atau ilmu-ilmu medis, aku juga dapat banyak kesempatan untuk belajar. Sebulan sekali rutin diadakan Continuing Education (CE) internal di klinik, biasanya topik yang dibawakan juga selalu berbeda-beda. Selain CE internal, juga dapat kesempatan untuk ikut pelatihan atau kursus. Sayangnya belum sampe dua tahun aku di sini, jadi baru ikut kursus-kursus yang di dalam negeri aja, tapi itu juga udah alhamdulillah banget. Bulan Februari lalu aku berangkat ke Bali sekaligus presentasi kasus karena paper diterima. Luar biasa yaaa. Yaa mudah-mudahan cita-cita yang poin 4, be an international speaker someday bisa tercapai yaa! Aamiin
But life must go on, ga ada yang tau apa yang akan terjadi di depan. Termasuk ternyata aku ga berjodoh lama kerja di klinik ini. Sebagaimanapun diusahakan, suami udah mengundurkan diri ga berangkat kerja lagi yang proyeknya di negara-negara middle east, supaya ga jauh-jauh amat gitu LDRan-nya, tapi ujung-ujungnya tetap kita ga bisa satu kota.
Tentunya yang udah menikah dan LDR-an tau ya gimana rasanya. Yang belum menikah atau ga LDR-an, plis jangan deh. Kalo bisa seatap, lebih baik seatap. Sumpah. Hahaha. (Kapan-kapan aku ngepost tentang LDR-an setelah menikah versi aku deh, hahaha).
Dan singkat kata, setelah perundingan panjang dan penuh drama nangis-nangis, akhirnya kami sepakat untuk aku ikut suami ke perantauan dan meninggalkan pekerjaan ku di Jakarta.
Jujur aja, ga ada kebahagiaan yang bisa menggantikan kebahagiaan yang menenangkan bersama suami atau keluarga, even itu kebahagiaan dalam berkarir. Kalo bisa dapat dua-duanya, waah enak yaa, so lucky person!
Walaupun sebentar lagi akan resign, harapanku mudah-mudahan ilmu yang udah didapat ini bisa terus terasah, dan ga berhenti untuk belajar, ikut seminar-seminar dan kursus, dan tetap praktek, at least praktek mandiri atau house call yang waktunya lebih fleksibel.
Yaah, begitulah hal yang harus dihadapi ketika dilema antara pekerjaan dan keluarga. Semua bener-bener harus dibicarakan secara terbuka dengan pasangan, dan pastinya harus sama-sama happy dengan keputusannya. Kalo kami, happy dengan keputusan seperti ini, tentunya mungkin bisa berbeda dengan keputusan orang lain ya, jika ada kasus sama seperti aku. Tapi sekali lagi ini semua ga bisa disamain, karena urusan rumah tangga orang beda-beda, dan pastinya apapun keputusan yang diambil adalah yang terbaik.
So Thanks God, atas 22 bulan yang berkesan ini, udah ga mau sedih-sedih baper karena udah ngerasa deket dan seperti keluarga sendiri dengan orang-orang di sini.
semoga Kau selalu memberikan yang terbaik di setiap langkah kami, Ya Allah.. Aamiin..