Kali ini, aku mau sharing tentang pengalamanku bawa bayi naik pesawat.
Di usia Anbiya yang sekarang 8 bulan ini, sudah 5x naik pesawat. Pertama pas pindahan dari Jakarta ke Palembang (umur 4 bulan).
Kedua dan ketiga PP Palembang-Pangkalpinang (umur 5 bulan).
Keempat dan kelima PP Palembang-Jakarta (umur 7 bulan).
Persiapan
Persiapan yang paling utama menyangkut masalah kesehatan atau fisik. Beberapa hari sebelum berangkat, aku selalu usahain gak pergi kemana-mana. Jadi ya cuma di rumah aja biar Anbiya gak kecapekan.
Untuk bayi sehat, gak perlu bawa surat keterangan layak terbang dari dokter (seperti ibu hamil), dan gak pernah diminta juga suratnya sama petugas baik saat check-in maupun boarding.
Tapi kalau mau bawa cek ke dokter anak untuk memastikan kondisi sehat, gpp biar lebih tenang.
Nah aku mau cerita pengalaman bawa bayi naik pesawat ku pisah per-part yaaa..
Part 1- Umur 4 Bulan
Pertama kalinya Anbiya naik pesawat ini dari Jakarta tujuan ke Palembang (pindahan merantau).
Kita naik pesawat Garuda Indonesia, alasannya karena maskapai ini sangat baby-friendly! Gak enaknya kalau naik Garuda ini cuma satu, Terminal 3 ultimate itu luaasss banget! Tapii tenang aja, ibu yang membawa bayi termasuk prioritas, jadi difasilitasin naik mobil golf gitu untuk sampai Gate tujuan.
Waktu itu tujuan Palembang ada di Gate 25. Kalau jalan kaki mungkin sekitar 1 kilo ya? Apa lebih? Hahaa.. lumayan sih, jadi gak pegel gendong bayi karna tinggal duduk manis aja di mobil golf. Thanks Garuda 😍
Pas sudah sampai di ruang tunggu, aku amazed banget sih karena nursing room nya tersedia banyaak banget! Satu nursing room aja udah luas banget. Fasilitasnya didalamnya pun ok, mulai dari baby tafel, ruang private untuk menyusui, washtafel, sampai ada alat steril Upang juga. Maklum ya, sebelum punya anak gak pernah merhatiin sebegininya kalau ibu yang membawa bayi sungguh termudahkan 😍
Sebelum boarding, lapor petugas kalau aku bawa bayi. Dan petugas bilang, ibu yang membawa bayi pada saat mau boarding nanti masuk lewat jalur sky priority, supaya tidak antri berdesakan dengan penumpang lain. Wow lagi kan! 😍
Saat sudah di dalam pesawat pun, pramugari dengan ramahnya menawari selimut untuk baby. Pokoknya puas banget deh naik Garuda, bener-bener baby-friendly. Alhamdulillah selama perjalanan Anbiya bobok pules anteng 😊
Part 2- Umur 5 Bulan
Nah kalau pas umur 5 bulan ini, perjalanan PP Palembang-Pangkalpinang dalam rangka liburan. Karena Palembang-Pangkalpinang ini deket banget, (sekitar 20 menit naik pesawat), gak semua maskapai yang direct flight ada. Jadi kebanyakan harus transit dulu di Jakarta. Tentu, kami pilih yang direct flight yaa, dengan alasan menghindari kerempongan dan mempersingkat waktu karena membawa bayi. Waktu itu, maskapai yang bisa direct fjlight dan jam nya pas sesuai dengan kita adalah Nam Air. Jadi deh kita pilih maskapai Nam Air untuk PP nya.
Pesawatnya gak terlalu besar dan space di kaki sempit banget huhu. Pas perjalanan ke Pangkalpinangnya alhamdulillah lancar. Tapi pas perjalanan kembali pulang ke Palembang, wow Anbiya nangis rewel selama di perjalanan karena ngantuk dan kegerahan 😂 Jadi waktu itu AC-nya telat dinyalain, sampai udah di atas pun tetep berasa hareudang 😂
Jangan ditanya gimana reaksi penumpang lain, karena sudah pasti semua mata tertuju pada kami! Hehehe. Dalam situasi gini orangtua harus tetep tenang..😊 penumpang lain pasti maklum kok. Nah saat aku mau nenangin Anbiya dengan cara menggendongnya di lorong, datanglah pramugari baik hati yang menawari pindah ke kelas bisnis saja, karena di sana hawanya lebih dingin. Pas dibawa ke kelas bisnis, langsung deh Anbiya diem😆
Part 3- Umur 7 Bulan
PP Palembang-Jakarta dalam rangka mas ghi cuti dan mau perpanjang sim. Waktu itu kami naik pesawat Garuda Indonesia. Untuk pengalaman dari segi pelayanan maskapai kurang lebih sama kayak waktu umur 4 bulan. Sangat puas dengan pesawat Garuda yang super baby-friendly.
Bedanya, pengalaman saat bawa bayi umur 7 bulan naik pesawat, sang bayik sudah mulai MPASI! Jadi aku harus prepare perbekalannya. Hehehe.
Sebelum berangkat ke bandara, aku suapin makan berat dulu (kebetulan memang jamnya). Jadi pas di bandara dan di pesawat, tinggal bekal cemilan aja. Aku bawa cemilan buah pepaya (ini favoritnya Anbiya), aku bawa pakai squeeze spoon feeder (Nuby) untuk memudahkan dan sangat praktis. Trus bawa snack yummy bites rice crackers, dan air putih di sippy cup. Kalau saat take-off dan landing kebetulan Anbiya lagi melek tapi gak mau nenen, ya tinggal sodorin cemilan atau minumnya aja. Yang penting mulutnya tetap ngunyah atau menelan sesuatu supaya telinga gak sakit karena perbedaan tekanan.
Dan di umur 7 bulan, bayi udah aktif-aktifnya, jadi aku juga bawa soft book dan mainan supaya gak bosen di dalam pesawat. Walaupun pada akhirnya Anbiya lebih seneng ngoprek-ngoprek majalahnya Garuda 😆
Alhamdulillah perjalanan lancar..
Tips membawa bayi naik pesawat :
- Pilih kursi dekat jendela agar gak risih saat menyusui.
- Minta kursi bagian depan supaya space kaki lebih luas. Tapi aku gak pernah kedapetan sih hehe. Soalnya kalau bawa bayi gak bisa online check-in kan..
- Saat menyusui, gak usah ditutupin pakai apron menyusui, ribet. Hehe
- Pakai baju khusus menyusui yang ada bukaan di kanan-kiri, sungguh praktis daripada pakai baju kancing depan. Pengalaman, saat di pesawat kita mau nyusuin, bayi gak selalu mau. Ada saatnya dia nolak nenen dan excited clingak clinguk lihat langit atau apapun lah. Dan aku pernah pakai yang kancing depan, itu ribet banget kalau anak gak mau, ya harus kancing tutupin lagi, ntar bukain lagi, dst. Pakai baju khusus busui praktis dan dada gak terlalu terekspos juga. Tinggal buka dikit aja dan kalau pakai jilbab tinggal tutupin dikit bagian dada yang keliatan.
- Untuk bayi, pilih baju yang membuat bayi nyaman.
- Gak usah bawa banyak barang ke dalam kabin. Kalau bisa masuk bagasi, ya di bagasi aja. Supaya gak banyak tentengan dan fokus ke bayi.
- Bawa perlengkapan bayi dalam pouch kecil yang kira-kira mungkin dibutuhkan, seperti tisu, minyak telon, makanan & minuman (kalau sudah mpasi) dan simpan di kantung kursi pesawat. Biar mudah ngambilnya aja daripada disimpan di atas kabin.
- Siapkan mainan supaya bayi gak bosen atau sebagai pengalih perhatian kalau rewel.
- Earmuff gak harus digunakan bayi saat naik pesawat —> ini kata DSA nya Anbiya. Beliau bilang yang penting itu bayi harus disusui atau menelan sesuatu saat take-off dan landing supaya telinga gak sakit karena perbedaan tekanan. Earmuff gak pengaruh terhadap tekanan tsb. Dan sebenarnya di dalam pesawat pun gak terlalu bising, jadi penggunaan earmuff gak wajib hukumnya. Ada yang bilang bising pesawat itu termasuk white noise, sama seperti suara hair dryer. Tapi kalau orangtua merasa lebih tenang bayi menggunakan earmuff ya gpp😊
- Kalau masih ada waktu menunggu boarding, bisa sambil nyusuin bayi dulu di nursing room, pakein minyak telon supaya hangat dan mengganti popoknya. Jadi biar pas naik pesawat popoknya kering lebih nyaman.
- Kalau bayi rewel di pesawat, usahakan gak panik. Orang-orang mungkin ngeliatin, tapi mereka pasti maklum kok.. Coba alihkan perhatian bayi dan cari penyebab bayi rewel, apakah kepanasan? Kedinginan? Kehausan? Ketakutan? Bosan? Ingin dipeluk? Ingin digendong? Ingin diajak jalan-jalan di lorong?
- Kalau bisa ada pendamping.. karena selain membuat lebih tenang, ada yang bisa bantuin jika ada suatu urusan tapi kita lagi fokus sama bayi. Tapi kalau pas lagi gak ada yang bisa nemenin juga gpp sih, apalagi kalau anak sudah lebih besar 😊
***
Ok.. begitulan pengalaman dan tips bawa bayi naik pesawat dari aku 😊
Tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi, jika ada yang gak sesuai, mohon maaf ya ☺️🙏🏻
InshaAllah minggu depan Anbiya mau naik pesawat lagi ke rumah neneknya. Nanti ku update lagi yaa gimana pengalamannya. Semoga sehat, selamat, lancar selama di perjalanan. Aamiin... ☺️