SOCIAL MEDIA

Saturday, May 3, 2014

Public Health's Squad








All bags are packed and we're readyyyy to gooo!!

Koasistensi Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Administrasi Dinas untuk kelompok koas A. 13.1 diselenggarakan di Dinas Bandar Lampung dan Cirebon, dan Karantina Pelabuhan Bakauheni, Pantai Panjang, dan Karantina Cilacap.

Apa yang akan kami lakukan di sana? 
Sesuai dengan Staatsblad 1912 No 432 dan 1935, UU No 6 tahun 1967, dan UU No 18 tahun 2009 tugas kami di sana adalah melakukan pemberantasan penyakit hewan menular, perbaikan peternakan, quality control pada perusahaan olahan daging, susu, ikan, telur, melakukan surveilance dan sampling,  belajar mengenai otoritas veteriner pada kelembagaan pemerintah, kedokteran perbandingan, dan juga higiene veteriner yang nantinya menciptakan bahan pangan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh, Halal) from farm to table :)

Now, We're ready to go to the western Indonesia.. Bismillaaah :)

Friday, May 2, 2014

Sneak Peek: Kriptorcid pada Kucing



Minggu, 27 April 2014 lalu , aku menemani teman ku memeriksakan kucing jantannya, Persia, 10 bulan ke Klinik Hewan Satwakita, Godean, Yogyakarta. Kucing lucu yang bernama Baong itu mengalami criptorchidism (undescended testicular). Kriptorcidismus adalah istilah untuk kucing jantan yang testisnya tidak turun ke dalam skrotum, dalam hal ini testis tertahan di abdomen atau di jaringan subkutan inguinal. Prevalensi kejadian kriptorcid pada kucing dan anjing hanya 1-2%. Kejadian monorcid lebih jarang lagi, monorchid itu sendiri adalah keadaan di mana kucing atau anjing hanya memiliki satu testis dan bersifat kongenital.

Kriptorcid merupakan keadaan yang tidak normal, di mana spermatogenesis tidak terjadi, khususnya pada intraabdominal testis, karena temperatur abdomen yang tinggi.
Pada kucing, normalnya testis sudah turun ke dalam skrotum pada saat lahir (prenatal event), sedangkan pada anjing, testis turun ke dalam skrotum pada usia 10 hari (postnatal event). Kriptorcid dapat didiagnosa dengan tidak adanya salah satu atau kedua testis saat palpasi, pada saat kucing atau anjing berumur 8 minggu.

Pada kasus ini, Baong mengalami kriptorcid unilateral (hanya satu testis saja yang turun ke dalam skrotum). Sedangkan, kriptorcid bilateral adalah keadaan di mana kedua testis tidak turun ke dalam skrotum. Kriptorcid unilateral lebih sering terjadi, dibanding bilateral.
Kucing jantan yang mengalami kriptorcid bilateral bersifat steril, sedangkan kucing yang mengalami kriptorcid unilateral masih ada kemungkinan untuk fertil, namun kucing jantan yang mengalami kriptorcid sebaiknya dilakukan tindakan kastrasi (abdominal surgery), karena kriptorcid diturunkan melalui herediter, jadi penyebabnya adalah pengaruh genetik, tidak ada pengaruh dari eksternal, dan kriptorcid akan 13x lebih mudah berkembang menjadi testicular neoplasia, dibandingkan dengan descended testes.

Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) dibutuhkan untuk mengetahui lokasi testis dengan pasti. Setelah Baong diperiksa, satu testis yang tidak turun berada di jaringan subkutan daerah inguinal, dan dengan palpasi dapat dengan mudah meraba testis tersebut.


Undescended testis di jaringan subkutan terlihat jelas dan mudah dipalpasi


Karena teman ku memang sudah berniat untuk meng-kastrasi Baong, jadi Baong sudah dipuasakan 12 jam dan siap untuk dikastrasi pada hari itu juga. Kebetulan pada hari itu ada program sterilisasi massal di klinik satwakita, aku dan teman ku pun ikut membantu dokter hewan di sana sebagai co-operator. Kasusnya bermacam-macam, kami juga menemui tumor ovari dan melakukan panhisterektomi. Seru!

Kembali ke kasus Baong, untuk satu testis yang turun ke dalam skrotum dilakukan kastrasi dengan teknik yang sama seperti melakukan kastrasi pada umumnya. Dan, untuk satu testis yang tidak turun, langsung dilakukan incisi kutan, subkutan pada daerah inguinal di mana testis itu berada.


The undescended testis sudah terekspos


Setelah mendapati testis tersebut, prinsip ligasi nya sama dengan kastrasi biasa, namun harus lebih berhati-hati. Kemudian lakukan teknik aseptis dan segera menutup subkutan dengan menjahit pola sederhana menerus dengan benang vicryl, dan menjahit kutan dengan pola yang sama.

Satu jahitan pola sederhana tunggal pada skrotum 'descended testis'

Pola jahitan terakhir pada daerah inguinal, kutan dengan sederhana menerus

Perbedaan perkembangan testis, kiri: testis yang tidak turun, kanan: testis yang turun tetap berkembang normal



Simple but.. Incredible! 
Bahkan kami merasa sangat beruntung mendapatkan kasus kriptorcid yang langka ini ketika masih koas.. hehee
Terimakasih banyak Dita Dharmayanti atas kesempatannya untuk belajar bersama, dan kepada drh. Aniq Syihabuddin atas bimbingan dan ilmunya :)


Gak akan pernah bosan belajar di klinik ataupun praktek langsung, karena kita dapat menemukan hal-hal yang luar biasa. Kasus yang sama, namun ditangani oleh dokter yang berbeda, dapat menjadikan pembelajaran baru juga. Because, medicine is the art! Kita bisa mengcompare, ataupun mengkombinasikannya menjadi versi kita yang terbaik. :)


more pics kindly ask me :)