Tanggal 12 Juli 2020 lalu, adik laki-laki ku satu-satunya alias si bungsu dari kami tiga bersaudara melangsungkan akad nikah. Ada beberapa teman yang ingin tahu mengenai pernikahan di masa pandemi / new normal Covid-19 ini bagaimana prosesnya. So, kali ini aku mau nulis di blog sekaligus mengabadikan momen ini... tentang pengalaman adik ku menikah saat new normal. Mungkin bisa jadi inspirasi atau manfaat juga untuk yang membaca 😊
Menikah saat new normal tentu berbeda dengan masa sebelum adanya Covid-19. Kenapa tetap melaksanakan pernikahan? karena melihat Covid-19 ini belum tahu sampai kapan akan berakhir, sedangkan adikku akan segera melangsungkan pernikahannya.
Menikah saat new normal, tentunya ada peraturan dari pemerintah yang harus ditaati, antara lain waktu yang dibuat seefisien mungkin dan jumlah tamu yang dibatasi.
Adikku pun memilih untuk menggelar akad nikah dan syukuran yang hanya dihadiri keluarga dan kerabat dekat di rumah mempelai wanita.
Dulu ketika aku dan kakakku menikah, kami menggelar resepsi dan turut mengundang teman-teman dari pihak orang tua juga, namun kali ini tidak dapat mengundang teman-teman orang tua, karena ada pembatasan jumlah tamu itu tadi. Alhamdulillahnya semua memaklumi karena untuk kebaikan bersama.
Nah aku mau share beberapa point penting pernikahan saat new normal, berdasarkan pengalaman pernikahan adikku yaa.. 😊
1. Undangan
Dibuat berbentuk digital dan hanya keluarga dekat serta beberapa kerabat yang dekat banget yang diundang.
Undangan pun dibuat dua versi:
1- untuk tamu undangan
2- berupa permohonan doa restu.
Undangan tipe ke-2 ini dikirim untuk keluarga serta kerabat yang lokasinya jauh dan tidak dapat kami undang. Jadi tetap memberikan semacam 'woro-woro' gitu ya istilahnya, kalau akan menikah dan tanpa mengurangi rasa hormat, memohon doa restu.
2. Go-thru Wedding
Nah ini konsep yang sangat berbeda pada new normal wedding. Jadi setelah akad, ada syukuran sederhana dengan keluarga dan beberapa tamu undangan.
Undangan dari pihak laki-laki dan perempuan pun dipisah jam nya, dibagi dalam beberapa shift supaya gak terlalu crowded.
Mekanismenya, begitu tamu undangan hadir maka akan dicek suhu tubuh terlebih dahulu, kemudian dipersilakan cuci tangan di tempat yang sudah disediakan.
Lalu bertemu dengan pengantin (bersalamannya cukup dari jauh juga), berfoto, mengambil hantaran dan souvenir, kemudian pulang.
Jadi tamu yang datang memang gak lama-lama karena prinsipnya go-thru dan hal ini sudah disampaikan sebelumnya saat pembagian undangan, seperti pada gambar di bawah ini 👇
Terlihat jelas ya bagaimana protokol saat pernikahan seperti pada gambar.
Ternyata Go-Thru seperti ini jadi point plus karena tamu lebih merasa aman dan nyaman.
Nah di foto ini kelihatan ya, kalau di pintu masuk (sebelah kiri) sudah disediakan wastafel dan sabun cuci tangan. Keluarga dan tamu yang hadir pun, wajib cuci tangan terlebih dahulu dan ada pemeriksaan suhu tubuh.
(Btw, lepas masker bentar aja ya buat foto. Yang pasti kami juga memerhatikan kondisi).
3. Catering
Untuk tamu undangan, cateringnya berupa hantaran yang sudah dikemas dalam goody bag. Tidak ada acara makan-makan di tempat, untuk meminimalkan kontak dan membuat efisien waktu.
Alhamdulillah walau tipe take away, tapi disiasati dengan pengemasan yang cantik dan tentunya pilihan menu yang enak, jadi tetap berkesan 😊
4. Souvenir
Adikku dan istrinya memilih souvenir berupa Masker Kain, yang ada bordiran inisial nama mereka. Bermanfaat banget di masa new normal seperti ini.
Untuk souvenir pun pesan lebih banyak, karena disiapkan juga untuk diberikan kepada kerabat yang tidak diundang, seperti teman kantor misalnya.
5. Izin Menyelenggarakan Acara
Poin yang tak kalah penting, yang pastinya berbeda saat masa sebelum adanya covid, yaitu mengenai izin menyelenggaraan acara.
Untuk akad nikah yang dilangsungkan di lingkungan perumahan, wajib izin dan melampirkan skema acara dan protokol yang digunakan kepada pihak RT, RW, kelurahan, dan juga polsek setempat.
Begitulah lima poin penting (berdasarkan pengalaman pernikahan adik) yang cukup berbeda antara menggelar pernikahan saat masa new normal dan sebelumnya.
Untuk urusan KUA, kurang lebih sama, namun ditekankan lagi mengenai peraturan pembatasan jumlah tamu dan protokol kesehatan yang harus dijalankan. Pihak keluarga juga melakukan rapid test Covid-19 dan dipastikan yang hadir dalam keadaan sehat wal'afiat, tidak sedang demam, tidak sedang batuk / pilek.
Okaay begitulah kurang lebihnya pengalaman menggelar pernikahan saat masa new normal Covid-19. Apa yang ku share ini sekali lagi berdasarkan pengalaman pernikahan adik ya, yang mungkin bisa berbeda dengan pengalaman orang lain. Semoga bisa menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi yang ingin menggelar pernikahan juga di masa new normal ini.
Ternyata walau hanya diselenggarakan akad saja di rumah secara sederhana, tetap terasa khidmat dan berkesannya. Malah aku pribadi suka aja gitu karena lebih intimate, yang hadir ya benar-benar orang terdekat saja🥰
Oke ini bonus beberapa foto saat acara nikahan ya ☺
❤❤❤
Alhamdulillah semua berjalan lancarr..
Untuk Adikku, Rizki dan Hasna, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Serta selalu dilimpahkan keberkahan dan kebahagiaan. Aamiin
And last but not least..
Special thanks to all vendors
MUA, attire & decor : @sanggarnisaserpong
Documentation : @holographindo
Catering : @tumpengmini
Custom souvenir (masker) : @syahara.official
Design protokol : @bai.seng
Hias mahar & seserahan : @seserahantangsel / Aprilia Studio
❤
Baca Juga : My Wedding Preparation List
Dan
No comments :
Post a Comment