Pengalaman pertama traveling bersama bayi (5 bulan).
Sepuluh hari yang lalu, kami sekeluarga pergi jalan-jalan ke Pangkalpinang, Bangka. Tiba-tiba aja gitu mas ghi ngajakin, bilangnya mau sepedahan di sana hehe. Mas ghi memang orangnya seneng banget jalan-jalan dan suka spontan aja gitu tiba-tiba ngajakin ke mana, dan gak tanggung-tanggung tempat tujuannya itu bisa yang jauh-jauh.
Sebagai IRT yang rutinitas sehari-hari di rumah, diajak jalan-jalan sama suami tentu seneng banget dong! Eh tapi sekarang udah punya bayi, otomatis banyak hal yang perlu dipertimbangkan.
Awalnya mas ghi ngajak ke Bangka naik mobil, kan deket tinggal nyebrang naik kapal sekitar 3 jam. Tapi demi keamanan dan kenyamanan sang buah hati, akhirnya kita pilih naik pesawat.
Direct flight Palembang-Pangkalpinang ini dalam sehari cuma ada 3x flight, dan itu pun pakai pesawat kecil (Nam Air). Pilihan maskapai lain mesti transit dulu ke Jakarta. Tentu kita pilih yang direct flight yaa.
Kita flight hari Sabtu pagi pukul 08.00, alhamdulillah selama perjalanan lancar, Anbiya juga gak rewel, pas take-off nenen kemudian tertidur sampai landing. Perjalanan kali ini sebentar banget, cuma 15 menitan aja! Hehee, jadi kita sampai di Pangkalpinang masih dalam keadaan fresh dan siap jalan-jalan 😊
Sampai di Bandara Depati Amir, kita langsung naik taxi menuju hotel. Kita nginep di Cordela Hotel Pangkalpinang. Budget hotel gitu sih tapi lumayan nyaman dan bersih, dan yang penting gedungnya bangunan baru. Hehe
Mas ghi juga udah janjian sama orang rental mobil, untuk mengantar mobilnya ke hotel. Kita sewa mobil Ertiga, dengan biaya 300rb / hari. Saat mobil datang, langsung deh kita cuss jalan-jalan 😊
|
Let's Explore Bangka :D |
Btw, akhirnya mas ghi gak jadi bawa sepeda nya. Hahaa, jadi murni jalan-jalan aja selama di Bangka. Tempat tujuan yang kita datangi pun gak terlalu banyak, mengingat kita membawa bayi. Kalau mau diturutin semuanya, sebenernya banyak banget wisata alam di Bangka ini, tapi next time aja deh bisa coba lagi ke sini pas Anbiya sudah lebih besar 😊
Tempat tujuan pertama kita adalah, kuliner khas Bangka, Otak-otak ASE. Otak-otaknya enak, berasa banget ikannya. Seperti biasa khasnya otak-otak dibungkus daun gitu, tapi ini kekecilan sih menurut ku haha jadinya biar berasa puas harus makan banyak haha. Harga otak-otaknya ini 2500/biji. Selain otak-otak, di sana juga menjual pempek. Tapi menurutku beda cita rasanya sama pempek di Palembang, so patut dicoba juga nihh. Di ASE ini kita pesan pempek udang, pempek cumi, pempek kulit, pempek (apa yaa itu namanya?) ikan yang dilapisi talas di bagian luarnya, dan adaan. Pempek di sini gak bisa request minta digoreng, jadi memang kukusan aja, yang bikin ikannya lebih berasa, tapi yang gak gitu suka ikan mungkin berasa eneg ya hehe.
Setelah itu, kita lanjut perjalanan menuju Danau Kaolin. Tak lupa bungkus otak-otak untuk cemilan selama di jalan hihihi 😁😋👍🏻
Dari pusat kota Pangkalpinang menuju Danau Kaolin ini kira-kira memakan waktu sekitar 1 jam. Kemarin kita sempat kesasar, soalnya lokasinya ini kayak masuk ke pelosok gitu dan melewati jalan kecil. Btw, kita sampai ketemu sama babi hutan yang jalan-jalan di pinggiran rumah warga pas lagi nyasar! 😅
Danau kaolin sebenarnya bukan kawasan wisata, dan walaupun banyak orang yang datang berkunjung (bahkan jadi tempat favorit untuk foto prewed 😆) tempat ini gak dikomersilkan. Karena ada cerita sedih dibalik danau kaolin yang indah ini 😢. Danau kaolin ini merupakan bekas galian pertambangan timah yang ditelantarkan begitu saja. Jadi pas datang lihat langsung lokasinya, agak dilema, antara takjub karena indah banget sekaligus prihatin. Oh ya selama di danau kaolin ini gak ada tercium bau-bau atau senyawa berbahaya gitu sih, beda dengan di kawah putih yang tercium bau belerang. Tapi kita gak lama-lama di sana, soalnya terik banget (sampai lokasi pas jam 12-an siang 😅).
Setelah dari danau kaolin, kita lanjut mencari tempat makan siang. Akhirnya kita nemu Kedai Kopi Bang Eman. Kedai ini gak sengaja kita temuin karena searah dengan tempat tujuan selanjutnya, yaitu pantai parai tenggiri. Surprisingly, rasa masakan di kedai ini lumayan enak. Kita pesan cumi saus tiram, cumi goreng tepung, jus mangga dan alpukat. Di kedai ini ternyata juga menyediakan menu sarapan pagi. Alhamdulillah banget nemu tempat makan yang enak. Walaupun dari luar terlihat kecil, tapi tempatnya ini cukup bersih dan nyaman. Harga juga terjangkau 😊👌🏻
Setelah makan siang, kita melanjutkan perjalanan menuju
Pantai Parai Tenggiri. Oh ya karena kita membawa bayi, jadi selama di perjalanan selo banget. Sering berhenti-henti untuk menyusui, Anbiya ganti popok, baju, dll. Pokoknya kita tetap mengutamakan kenyamanan sang bayi. Pantai tujuan yang kita pilih pun yang lokasinya tidak terlalu jauh, karena kasian kalau Anbiya kelamaan di jalan.
Masuk ke pantai parai tenggiri ini dikenakan biaya retribusi sebesar 25rb/ orang dan dapat free minuman. Karena memang merupakan kawasan wisata, jadi sudah dikelola dengan baik, lokasinya bersih, dan ada fasilitas peminjaman sepeda untuk berkeliling pantai. Di area pantai tersebut juga banyak resort, fasilitas bermain dan kolam renang anak.
Seneng banget karena akhirnya bisa refreshing menghirup udara pantai 😊 . Pantai parai tenggiri ini bagus banyak batu-batu besarnya, khas pantai di kepulauan Babel. Semoga someday bisa jalan-jalan menikmati pantai di pulau Belitung juga, karena di sana pantai-pantainya katanya lebih indah lagi, seperti pantai di film laskar pelangi 😃
Setelah dari pantai, kita lanjut beli durian! Di Palembang memang sudah mulai musim durian, tapi kami ingin coba mencicipi durian Bangka juga. Harganya pun murah meriah, dari 5rb - 25rb sajaa!
Sekitar jam 5 sore, kita sudah tiba kembali di hotel dan segera berbenah dan istirahat. Keesokan harinya pun kita hanya menikmati waktu di hotel saja, bersantai-santai ria, karena jam 1 siang sudah balik flight ke Palembang lagi. Hehehe singkat banget ya? Tapi alhamdulillah asalkan sama suamik dan bayik, hati ini sangat senang ☺️😊
Nah, karena trip ke Bangka ini jadi pengalaman pertama bawa bayi jalan-jalan, tentunya ada beberapa persiapan dong. Tapi enaknya sih sang bayik belum mulai MPASI ya, jadi barang bawaan masih ringkes + kita perginya cuma semalam aja. Barang bawaan kita cuma 1 koper ukuran sedang, 1 diaper bag (aku), 1 tas selempang (mas ghifar).
Barang-barang bayi + persiapannya apa aja :
Saat di pesawat, aku gak pakein Anbiya baju yang tebel-tebel. Cuma baju kaos terusan aja dan pulangnya pakai baju + celana pendek + kaos kaki. Senyamannya bayi aja. Dan ternyata di dalam pesawat juga emang gak terlalu dingin. Jangan lupa bawa diapers bag yang isinya barang kebutuhan bayi. Kapan-kapan aku mau buat tulisan khusus juga tentang pengalaman bawa bayi naik pesawat ☺️
2. Alat mandi + Toiletries
- Sabun + sampo travel size (Lactacyd baby andalan kuu)
- Baby bather (bisa dilipat kecil dan masuk koper)
- Baby cream + facial cream (Anbiya lagi kering banget kulitnya)
Untuk baju, celana, singlet aku bawa lebihin masing-masing 3 pasang buat jaga-jaga.
- Bantal bayi (kalau pergi-pergi aku pasti selalu bawa bantal kecil, buat nyusuin pas lagi digendong aku lebih nyaman kalau Anbiya dipakein bantal. Jadi kepalanya gak langsung nempel ke tangan aku).
- Guling bayi (akhir-akhir ini Anbiya kalau bobo suka naikin kakinya ke guling. Hehe jdi biar nyaman aja tetep kita bawa ke hotel. Kecil juga sih bisa masuk koper).
- Mainan favorit (bawa boneka gajah buat hiburan).
- Kain gendongan dan nursing apron (ternyata dua-duanya gak kepake hehe).
Gitu aja kurang lebih persiapan untuk sang bayik tercinta. Seru yah traveling ajak bayi jadi ketagihan.. hehee.. Pas udah mulai MPASI pasti persiapan lebih banyak lagi dan bakal lebih seru lagi 😍
Okayy begitulah cerita pengalaman ku traveling pertama kali dengan bayi. Can’t wait for the next trip and journey with our little ones! 💕💕💕